Kebijakan Klinik UNRAM Tidak Jelas, Mahasiswa Mengeluh

Peristiwa268 Dilihat

Mataram, JangkarNTB, – Kebijakan terbaru terkait dengan pembuatan surat keterangan sehat sebagai prasyarat mengikuti Program Kegiatan Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) di Klinik Universitas Mataram (Unram) tidak jelas, mahasiswa mengeluh dan menganggap sebagai pungutan liar (pungli). (22/5/2023)

Mahasiswa Fakultas Pertanian (Unram) yang akan mengikuti program MBKM digemparkan dengan adanya kebijakan terbaru yang tidak jelas mengenai pembuatan surat keterangan sehat yang berbayar di Klinik Unram. Salah satu mahasiswa inisial FSL yang mengikuti program MBKM mengaku kaget dengan adanya pemungutan biaya tersebut, “waktu itu saya pergi cekkes dan disuruh bayar, terus saya kaget, loh kok bayar, kan kita sebagai mahasiswa gratis dan mempunyai KTM apalagi anak penerima KIP-K.” Ungkapnya. (22/5).

Selain itu FSL, mahasiswa program studi (prodi) Kehutanan mengatakan bahwa ia merasa tidak puas dengan pelayanan cek kesehatanpada RS UNRAM untuk mahasiswa yang mengikuti program MBKM karena hanya diukur tinggi badan dan berat badan saja tanpa diperiksa lebih lanjut, “kita cuma disuruh buat ngukur BB sama TB, tanpa diperiksa. Itu sih ga puas, merasa sama aja kita beli kertasnya aja.” Jelas FSL. (22/5)

Salah satu mahasiswa inisial SL yang juga mengikuti program MBKM mengungkapkan bahwa ia dihimbau untuk membuat surat rekomendasi mengikuti kegiatan dari kampus oleh staf penjaga di loket agar bisa melakukan cek kesehatan tidak berbayar, “tapi dia bilang bisa nggak pake surat, harus bayar 30k. Terus kami memilih bayar, walaupun keberatan.” Terangnya. (22/5)

kebijakan baru yang masih simpang siur di mahasiswa, Kepala Klinik Unram mengatakan bahwa Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan akan membuat putusan dalam waktu dekat, “WR II akan putuskan dalam waktu dekat, sedang dikaji oleh SPI (Satuan Pengawas Internal).” Lanjutnya.

Beberapa mahasiswa mengaku kaget dan tidak setuju dengan adanya isu kebijakan baru yang tersebut, seperti yang dikatakan oleh Aya, ia merasa bahwa tak perlu lagi membayar karena Uang Kuliah Tunggal (UKT) sudah dibayar oleh mahasiswa, “kan kita udah bayar UKT gitu, ga setuju sih. Kalau mau bayar kenapa gak di cek aja sekalian.”unkapnya”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *