Bima, JangkarNTB-com – Penerima program Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia berupa Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Sumarni Rifaid RT 13 Dusun Mekar Sari Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima bertahun-tahun tidak terima bantuan.
Pasalnya, rekening dan kartunya dipegang oleh warga setempat yang namanya sama dengan dirinya. Bahkan bantuan yang masuk melalui rekening itu diterima oleh warga orang lain tersebut.
Terungkapnya persoalan itu setelah petugas BRI yang menangani Bansos didampingi pendamping PKH Desa Tambe, Dipati SPd turun menemui Sumarni Rifaid di rumahnya, Rabu (18/10/2023) lalu. Kehadiran mereka untuk memastikan keberadaan Sumarni.
Sekaligus mengecek buku rekening dan kartu dari program Kemensos RI bersangkutan karena di tahun 2023 tak pernah melakukan transaksi atau tarik bantuan.
“Saat kita turun, Sumarni mengaku tak pernah terima bantuan PKH maupun BPNT. Kemudian kita minta KTP dan mengecek namanya, bersangkutan pun kaget ternyata namanya terdaftar sebagai penerima PKH dan BPNT. Namun tak pernah terima bantuan sosial tersebut,” terang Dipati.
Akibat persoalan itu, pihaknya langsung mengarahkan Sumarni untuk membuat ulang rekening, dengan keterangan kehilangan.
“Setelah dicetak buku baru dengan rekening yang sama total uang yang masuk sebanyak Rp 23 juta lebih. Yakni terhitung sejak 2018, 2019,2020,2021,2022. Jumlah uang tersebut sudah ditarik semuanya. Sementara untuk tahun 2023 sekitar ratusan ribu masih utuh karena tidak melakukan transaksi,” ungkapnya.
Sementara itu, Sumarni Rifaid berharap bantuannya tersebut bisa kembali. Sebab itu merupakan bantuan dari Kemensos RI untuk dirinya.
“Kenapa bantuan untuk saya, bisa diterima oleh orang lain. Kalaupun ada kesamaan nama, ada NIK untuk memastikan siapa yang berhak menerima bantuan tersebut,” ujarnya.
Ia mengungkapkan persoalan ini diduga ada unsur kesengajaan yang dilakukan pihak-pihak terkait. Baik itu pendamping PKH dan pihak BRI, sehingga bantuan ini tidak tepat sasaran.” Masa Sejak 5 Bantuan itu terus salah,” tutur Sumarni dengan nada kecewa
“Kalau ini tidak diselesaikan secepatnya. Kami akan aksi besar-besaran, bahkan memblokade jalan negara agar hak kami bisa kembali,” tegas Rifaid suami dari Sumarni.(Yadin)