Program Kerja Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Cair oleh Mahasiswa KKN PMD UNRAM Desa Keruak : Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Pupuk Organik Cair Sebagai Bentuk Pemanfaatan Limbah Kotoran Kambing dan Tumbuhan Liar

Pendidikan45 Dilihat

JangkarNTB.Com, Desa Keruak terletak di Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur. Desa Keruak merupakan salah satu desa dengan luas wilayah 314,00 km2 dengan jumlah penduduk yang cukup signifikan dengan mayoritas penduduk yang bekerja di sektor pertanian, selain itu sebagian masyarakat di Desa Keruak juga berternak kambing sebagai pekerjaan sampingan. Desa Keruak termasuk desa yang menghadapi tantangan lingkungan yakni adanya limbah dari kotoran ternak berlebihan yang belum di manfaatkan secara efisien dan banyaknya tanaman liar di pinggir jalan maupun pekarangan sehingga membutuhkan perhatian lebih. Menyadari hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram melaksanakan Program Pembuatan Pupuk Organik Padat dan Cair. Tujuannya untuk memanfaatkan limbah kotoran ternak dan tanaman liar dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan untuk memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

Guna merealisasikan program kerjanya, Mahasiswa KKN PMD Unram periode 2024-2025 melaksanakan kegiatan sosialisasi pembuatan pupuk di Balai Desa Keruak pada Sabtu (18/01/2025). Pupuk yang dibuat terdiri dari Pupuk Organik Padat dan Pupuk Organik Cair. Pupuk Organik Padat berasal dari limbah kotoran ternak yakni kotoran kambing yang telah di keringkan kemudian di diamkan selama satu bulan dengan campuran cairan EM4 hingga kotoran kambing menyerupai tanah lalu campurkan dengan sekam dan tanah. sedangkan Pupuk Organik Cair Biosaka terbuat dari tanaman liar yang di ambil dari lingkungan sekitar seperti pinggir jalan dan pekarangan.

Pembuatan pupuk organik ini dilatar belakangi kebutuhan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat desa, terutama limbah kotoran kambing dan tanaman liar yang sering kali menjadi masalah lingkungan. Selain itu mengurangi ketergantungan masyarakat pada pupuk kimia yang mahal dan memiliki dampak buruk terhadap tanah dalam jangka panjang. Di sisi lain, dengan mengubah limbah ini menjadi pupuk organik yang bernilai tinggi, masyarakat desa dapat mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah, dan mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Pembuatan pupuk organik padat dari kotoran kambing dan pupuk organik cair dari tanaman liar merupakan salah satu solusi inovatif dan ramah lingkungan dalam mendukung sektor pertanian berkelanjutan di pedesaan. Pupuk organik padat yang dihasilkan dari kotoran kambing kaya akan unsur hara mikro dan makro. Unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertumbuhan tanaman dan berperan dalam ketahanan tanaman terhadap penyakit. Unsur hara mikro seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Zat Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Seng (Zn). Unsur hara mikro ini mendukung proses metabolisme esensial dalam tanaman, seperti fotosintesis, respirasi, dan pembentukan senyawa penting. Kekurangan unsur hara mikro dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan, seperti klorosis (menguningnya daun), daun kerdil, atau gangguan reproduksi tanaman. Dalam penggunaan pupuk dari kotoran kambing, unsur hara mikro ini tersedia secara alami, sehingga membantu menjaga keseimbangan nutrisi tanah secara berkelanjutan.

Sementara itu, pupuk organik cair dari tanaman liar, yang diolah melalui proses fermentasi, menawarkan nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman, membantu proses fotosintesis, dan mempercepat masa panen. Proses ini memanfaatkan sumber daya yang melimpah di pedesaan seperti tanaman liar atau gulma, sehingga dapat diolah dengan biaya yang rendah. Biosaka merupakan salah satu produk pupuk organik cair yang ramah lingkungan karena terbuat dari tanaman liar yang tumbuh dipinggir jalan maupun pekarangan. Selain itu, pupuk ini di buat dengan cara yang mudah dan sederhana dengan masa penyimpanan untuk proses fermentasi cukup memakan waktu 1 minggu. Pupuk Biosaka ini berasal dari mikroba yang terdapat di dedaunan yang berguna untuk proses pertumbuhan tanaman agar tumbuh dengan subur. Pupuk Biosaka diaplikasikan pada tanaman yang dalam proses tumbuh dengan disemprotkan pada bagian daun sebanyak dua kali seminggu baik setelah penyiraman maupun sebelum penyiraman.

Dampak dari inovasi ini terhadap masyarakat sangat besar. Secara ekonomi, pembuatan pupuk organik dapat membuka peluang usaha baru yang melibatkan masyarakat desa, baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Selain itu, biaya produksi pertanian dapat ditekan sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani. Secara lingkungan, penggunaan pupuk organik membantu memperbaiki kualitas tanah dan air dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Dari segi sosial, program ini dapat memperkuat kerjasama masyarakat melalui pelatihan dan kolaborasi dalam pengelolaan sumber daya lokal.

   Pada kegiatan sosialsisasi ini kami memberikan bibit cabai yang telah ditanam menggunakan media tanam dari pupuk organik padat dari kotoran kambing pada setiap warga. Hal ini untuk memacu masyarakat menerapkan penggunaan pupuk cair secara mandiri. Diharapkan hasil sosialisasi ini dapat membuat masyarkat termotivasi untuk memanfaatkan limbah kotoran kambing dan tanaman liar yang berada di lingkungan sekitarnya.

”Terimakasih kepada mahasiswa KKN Universitas Mataram, saya senang sekali mendapatkan bibit cabai ini, nantinya akan saya tanam dan saya akan mengingat bahwa ini pemberian dari adik-adik mahasiswa KKN” ujar salah satu warga yang menghadiri kegiatan sosialisasi tersebut.

Keberlanjutan program ini dapat diwujudkan melalui pengembangan kapasitas masyarakat, seperti pelatihan teknik produksi pupuk organik yang efisien, dengan kemandirian dalam penyediaan pupuk, desa dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal, sekaligus membangun ekonomi lokal melalui penjualan produk organik. Selain itu, pengolahan pupuk organik mendukung upaya konservasi lingkungan dengan memanfaatkan limbah lokal secara maksimal. Dalam jangka panjang, inisiatif ini dapat menjadikan desa sebagai model pertanian berkelanjutan yang tidak hanya produktif tetapi juga menjaga kelestarian ekosistemnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *