Dukung Industrialisasi Wisata Bahari: KKN PMD UNRAM Desa Padak Guar Edukasi Pemilihan Sampah Sejak Dini

Pendidikan45 Dilihat

JangkarNTB. Com, Desa Padak Guar terletak di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. Desa Padak Guar adalah salah satu desa baru yang berada di wilayah Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Padak Guar ditetapkan sebagai desa wisata bahari tahun 2021 (Dewi Kampung Bahari Nusantara) oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penetapan ini didukung oleh banyak sekali spot wisata berbasis kekayaan alam laut atau yang umum kita kenal sebagai wisata bahri. Beberapa spot wisata baharinya yang terkenal antara lain Gili Lampu, Gili Kondo, Gili Bidara, Gili Petagan, Pantai Kondo, dan lain-lain. Mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian yang bergantung pada musim, sebagian lain bekerja pada sektor kelautan baik sebagai nelayan maun pelaku wisata.

Desa Padak Guar termasuk desa yang menghadapi tantangan lingkungan yang sangat besar akibat adanya beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) dan beberapa tambak udang. Adanya limbah dari industri maupun limbah rumah tangga berlebihan yang belum dapat di kelola dengan maksimal. Menurut Lila sapaan ketua kelompok KKN PMD Unram Desa Padak Guar” kondisi ini perlu mendapatkan atensi untuk mendukung Desa Padak Guar sebagai destinasi wisata. “Menyadari hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram melaksanakan Program Sosialisai Pemilahan Sampah dan Pengolahan Sampah Anorganik menjadi ecobrick yang ditujukan kepada anak-anak usia sekolah” lanjutnya.

Guna merealisasikan program kerjanya, Mahasiswa KKN PMD Unram periode 2024-2025 melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pemilahan Sampah dan Pengolahan Sampah Anorganik menjadi ecobrick di SDN 02 Padak Guar pada Rabu (22/01/2025). Pak Yohanes sapaan kepala sekolah yang bernama lengkap Yohanes Gabriel Sareng mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa KKN yang memberikan edukasi sejak dini kepada siswa-siswi SD, khususnya SDN 2 Padak Guar. “Sebagai bagian dari edukasi sejak dini, kegiatan ini tentunya memiliki manfaat yang sangat besar untuk menumbukan kesadaran bagi siswa-siswi” ungkapnya disela-sela kegiatan. Lebih lanjut Ihda Devina dan Alfita Hardianti selaku penanung-jawab kegiatan mengungkapkan “Sosialisasi dilakukan di SDN 02 Padak Guar karena, kami mau mengajarkan tentang pentingnya memilah sampah dengan benar dan tidak dibuang sembarangan”. “Sehingga anak-anak terbiasa dan tahu pentingnya memilah sampah dan membuangnya pada tempatnya sampai tua nanti’ lanjutnya. Selain memilah sampah, kegiatan ini juga dirangkai dengan mengolah sampah anorganik menjadi ecobrick yang bisa di manfaatkan menjadi bahan dari dari pembuatan beberapa barang seperti, Furniture, bahan bangunan serta hiasan, dan lain-lain.

Sosialisai mengenai pemilahan sampah dan pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick ini dilatar belakangi kebutuhan untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat desa, terutama tentang limbah sampah yang sering kali menjadi masalah lingkungan. Di sisi lain, dengan mengubah limbah sampah ini menjadi ecobrick yang bernilai tinggi, masyarakat desa dapat mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi penyebaran penyakit dari pemilahan sampah yang dilakunan.

Mursal Ghazali selaku pendamping KKN PMD mengungkapkan bahwa “Pembuatan ecobrick dari sampah Anorganik terutama yang berbahan plastik merupakan salah satu solusi inovatif dan ramah lingkungan dalam mendukung kebersihan lingkungan dan tempat wisata yang berkelanjutan di desa daerah pesisir”.

Pembuatan ecobrick merupakan proses yang relatif mudah. Bahan yang dibutuhkan juga mudah didapatkan. Bahan utama dari pembuatan ecobrick adalah sampah plastik. Sampah plastik tersebut umumnya berasal dari limbah sampah rumah tangga seperti plastik detergen, dan wadah makanan. Setelah mengumpulkan alat dan bahan, tahap berikutnya adalah pembuatan ecobrick. Pada tahapan ini, kegiatan terbagi menjadi beberapa sub-tahapan. Yang pertama yaitu tahap mencuci sampah plastik, dan juga mengeringkan. Kedua, yaitu proses menggunting sampah plastik menjadi potongan kecil. Ketiga yaitu memasukkan potongan sampah ke dalam botol plastik bekas secara bertahap sampai penuh. Untuk membuat ecobrick yang berat, diperlu kan adanya sampah plastik yang masih utuh untuk diselipkan ke dalamnya. Sampah plastik yang utuh tersebut juga berfungsi sebagai pemadat ecobrick, sehingga botol tidak mleyot nantinya. Untuk mendapat hasil yang terbaik dari ecobrick, pembuatan ecobrick harus benar benar mengisi penuh botol dengan sampah plastik agar botol tersebut padat, kira-kira kisaran berat 200-300 gram per-botolnya.

Dihubungi secara terpisah, Bapak Tarmizi, SH, selaku Kepala Desa Padak Guar mengungkapkan “Dampak dari inovasi ini terhadap masyarakat sangat besar. Secara ekonomi, pemilahan sampah dan pengolahan sampah anorgank mejadi ecobrick dapat menjaga lingkungan pesisir menjadi lebih bersih, sehingga harapannya angka wisatawan yang berlibur di pantai yang ada di Desa Padak Guar akan mengalami peningkatan, dengan catatan kegiatan pemilihan sampah dan tidak dibuang sembarangan istiqomah dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat”.

Pada penhujung kegiatan sosialsisasi ini Tim KKN PMD Unram 2025 mengajak anak-anak SDN 02 Padak Guar untuk melakukan bersih-bersih sampah di area lingkungan sekolah, guna menerapkan langsung hasil dari sosialisasi tentang pemilahan sampah. Hal ini untuk memacu anak-anak menerapkan membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya secara mandiri. “Kami berharap hasil sosialisasi ini dapat membuat anak-anak dan masyarkat sekitar termotivasi untuk memanfaatkan limbah sampah rumah tangga dan memilahnya secara baik dan benar” ungkap Lila di penghujung kegiatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *