KKN-PMD Universitas Mataram (UNRAM) Menggelar Sosialisasi Sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas Ternak Ruminansia Melalui Pemberian Pakan Silase dan Pemanfaatan Kohe Ternak Untuk Pupuk di Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.

Nasional18 Dilihat

JANGKARNTB,COM. Desa Sambelia, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, memiliki potensi besar di bidang peternakan. Namun, limbah kotoran ternak masih menjadi masalah yang serius jika tidak dikelola secara optimal. Salah satunya adalah kotoran ternak sapi yang dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam bentuk metana (CH₄) dan dinitrogen oksida (N₂O). Kedua gas ini berkontribusi pada perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu, produktivitas ternak seharusnya masih bisa ditingkatkan melalui pemberian pakan silase dengan memanfaatkan sumber daya alam di Desa Sambelia seperti, rumput gajah, daun jagung, dan lamtoro.

Menjawab permasalahan tersebut, kelompok mahasiswa KKN-PMD Universitas Mataram mengadakan program kerja pembuatan pakan silase dan pemanfaatan kohe ternak sebagai pupuk organik. Kedua produk tersebut ditunjukkan dalam kegiatan sosialisasi pada Kamis (23/01/2025) dengan mengangkat topik “Meningkatkan Produktivitas Ternak Ruminansia Melalui Pemberian Pakan Silase dan Pemanfaatan Kotoran Hewan (kohe) Sebagai Pupuk”. Kegiatan ini berlangsung di aula kantor Desa Sambelia dengan mengundang dua pemateri kompeten dari UPT Puskeswan Kecamatan Sambelia, yaitu Rinaldi (Inseminator) dan Al’adpedhi Sukasel (Penyuluh pakan ternak).

“Besar harapan kami, program kerja mahasiswa KKN bisa menjadi solusi yang berkelanjutan sehingga dapat diterapkan oleh warga,” ujar Kepala Desa Sambelia, H. Moh. Kahar.

Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan warga desa, khususnya peternak dan petani di Desa Sambelia, agar dapat mengoptimalkan hasil ternak mereka. Dalam sosialisasi tersebut, para pemateri memberikan penjelasan mendalam tentang manfaat dan teknik pembuatan pakan silase yang bergizi serta cara pemanfaatan kohe sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan. Di samping itu, terdapat sesi demonstrasi pembuatan produk di tempat sehingga warga dapat melihat langsung bahkan ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan.

“Peternak bisa membuat pakan silase untuk stok pakan di musim kemarau yang bisa bertahan hingga 1 tahun. Pakan silase sudah bisa diberikan ke ternak di hari yang sama pakan tersebut dibuat, tetapi akan lebih baik diberikan setelah 21 hari agar fermentasi sempurna,” ujar Rinaldi.

Sosialisasi ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan pertama, SDGs 8 yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent work and economic growth). Program kerja ini membuka peluang usaha berbasis pengelolaan pakan ternak dan kohe bagi masyarakat setempat. Diharapkan pakan dan pupuk yang dihasilkan tidak hanya dimanfaatkan sendiri, tetapi juga dapat dijual dan memberikan nilai ekonomis tinggi. Pakan silase dapat dibuat menggunakan bahan dasar hijauan apapun yang tumbuh melimpah di kawasan desa. Selain itu, bahan-bahan lainnya dipastikan terjangkau dan memiliki opsi alternatif agar mudah diperoleh warga.

“Bagus jika (bahan pembuatan pakan silase dan pupuk) bisa dibuat sendiri tanpa beli,” ujar Pak Asim, warga Desa Sambelia.

Tujuan kedua, SDGs 15 yaitu kehidupan di darat (Life on land). Dengan memanfaatkan kohe ternak sebagai pupuk organik, program ini dapat memberikan solusi berkelanjutan untuk mengelola limbah kotoran ternak yang sebelumnya tidak terpakai dan mengurangi risiko pencemaran lingkungan.

Pakan silase dan pupuk organik dapat dibuat secara mandiri dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh. Adapun tahap pembuatannya adalah sebagai berikut.

Pakan Silase

Bahan:

  1. 10 kg hijauan (Rumput gajah, daun jagung, lamtoro, dan sebagainya)
  2. 1,5 liter air
  3. 220 ml molase/gula merah
  4. 7,5 ml EM4 peternakan
  5. 2,5 kg dedak

Tahapan:

  1. Cacah hijauan kurang lebih sepanjang 3 cm.
  2. Simpan hijauan yang telah dicacah pada tempat teduh sampai kadar airnya berkurang atau sudah tidak basah/lembab.
  3. Buat larutan silase dengan mencampurkan air, molase, dan EM4 sesuai takaran.
  4. Ratakan hijauan yang telah dicacah pada alas bersih lalu percikan larutan silase sampai merata sambil digaurkan.
  5. Masukkan hijauan ke dalam wadah tertutup/toples dan diselingi dengan taburan dedak sampai wadah terisi penuh (padat).
  6. Tutup wadah dengan rapat sehingga kedap udara dan fermentasi minimal 21 hari.

Pupuk Organik

Bahan:

  1. 7 kg kohe ternak (Kohe sapi, kambing, kerbau, dan sebagainya)
  2. 3 liter air
  3. 195 ml molase/gula merah
  4. 10 ml EM4 pertanian
  5. 3 kg sekam bakar

Tahapan:

  1. Jemur kohe ternak hingga kering.
  2. Buat larutan silase dengan mencampurkan air, molase, dan EM4 sesuai takaran.
  3. Ratakan kohe yang telah kering pada alas bersih lalu campurkan dengan sekam bakar.
  4. Setelah tercampur rata, beri larutan silase sampai sambil diaduk.
  5. Apabila setelah digenggam pupuk berbentuk padat tetapi mudah hancur/pecah seperti tekstur pasir pantai yang lembab, maka pupuk sudah bisa difermentasi selama 14 hari.

Program kerja KKN-PMD di Desa Sambelia ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan produktivitas ternak dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *