Dies Natalis GMNI  Ke-71 Tahun “Manifestasi Marhaenisme Melalui Politik Kebangsaan”.

Nasional70 Dilihat

Kabupaten Bima,JangkarNTB. Com- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) memasuki usia Ke-71 tahun,sebuah perjalan panjang yang telah melahirkan kader-kader Nasionalis di berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara Minggu,(23/03/2025)

Dalam refleksi hari jadi ini,penting bagi kita untuk menegaskan peran strategis GMNI sebagai organisasi kader yang tidak hanya berorientasi pada pemikiran ideologis tetapi pada praksis perjuangan nyata.

Ketua GMNI Kab.Bima, Bung Cahyo Dalam momentum besar ini, saya sekali lagi menyampaikan pesan-pesan yang sering saya sampaikan pada forum-forum produktif GMNI, bahwa kader GMNI tidak boleh meninggalkan tradisi intelektualnya sebagai Pejuang Pemikir – Pemikir Pejuang. ucapnya

Karena di lihat dari situasi kedaerahan, nasional maupun situasi AI (artificial Intelligence), tantangan kita kedepan tidaklah mudah. Melalui tradisi diskusi, menginisiasi lapak baca, advokasi, Relawan mengajar dan hal lain sebagainya akan mengantarkan kita pada arah masifikasi kapasitas kader maupun pengembangan keorganisasian, dan ini sudah menjadi komitmen kita Bersama. Tuturnya

Sepuluh tahun terakhir, GMNI Kabupaten Bima menjadi mitra kritisnya pemerintah dan konsisten melawan pemerintahan yang bercorak feodalisme. Alhamdulillahnya hari ini, GMNI Kabupaten Bima bukan lagi sekadar mitra kritis maupun mitra taktisnya pemerintah, Namun hari ini (Periodesasi Baru Pemerintah Kabupaten Bima) kita GMNI telah berkomitmen dan telah mendeklarasikan menjadi mitra strategisnya Pemerintah Daerah.

Tendesi kami ialah pada Senjata kami, yakni “Marhaenisme”, sebab puncak daripada Marhaenisme sebagai pedoman kami ber-GMNI adalah perebutan kekuasaan untuk di tempatkan pada gen Civil Society, bukan pada keturunan Raja ataupun Ningrat, seperti apa yang telah kami lawan pada satu dekade terakhir ini. Imbuhnya

Maksud dari perebutan kekuasaan yang kami jabarkan bukanlah kekuasaan untuk di nikmati oleh segelintir orang saja, akan tetapi pemaknaan kami pada perihal perebutan kekuasaan ialah seperti interpretasi “Sosialisme ala Indonesia” yang bercita-cita meneteskan kemakmuran dari atas untuk di distribusikan kebawah secara merata. Karena itulah kami bertekad untuk mewujudkan cita-cita yang mulia ini. Tegasnya

 

( PIMRED )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *